SIAP Lawan Dengue: Investasi Kesehatan Karyawan dan Produktivitas

SIAP Lawan Dengue! Bersama Lawan Dengue, Investasi untuk Kesehatan Karyawan dan Produktivitas Perusahaan


Calendar
21 November 2024

Jakarta, 21 November 2024 – Dengue masih menjadi ancaman kesehatan serius secara global. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan sekitar 70% populasi dunia berisiko terjangkit dengue. 1 Penyakit endemik ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu tetapi juga produktivitas nasional dan ekonomi. Di Indonesia, dengue menyerang berbagai lapisan masyarakat, khususnya kelompok usia produktif, sehingga menciptakan beban signifikan bagi sektor kesehatan dan tenaga kerja. 2 Menanggapi ancaman ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”. Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue. Dengan mengedepankan pencegahan yang komprehensif, termasuk 3M Plus dan vaksinasi, SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaanperusahaan di Indonesia.

dr. Ina Agustina Isturini, MKM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mewakili Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC., CLU, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, menyatakan, "Kegiatan kita kita kali ini terkait peluncuran SIAP Lawan Dengue sangat menarik dan kontekstual dengan situasi dengue yang menjadi masalah kesehatan dan beban penyakit cukup tinggi di Indonesia. Pada tahun 2024, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus. Incidence Rate (IR) sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58%. Kasus dengue terlaporkan dari 482 Kab/Kota di 36 provinsi. Sedangkan kematian akibat dengue terjadi di 259 Kab/Kota di 32 Provinsi. Beberapa tantangan yang kita hadapi dalam penanggulangan dengue, antara lain: masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala dini dengue sehingga sering kali menyebabkan keterlambatan penanganan pasien ke pelayanan masyarakat. Belum membudayanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, serta kegiatan lain untuk mencegah penularan dengue di masyarakat. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa PSN 3M Plus merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja. Terkait dengan penanggulangan dengue, Pemerintah Indonesia mendukung komitmen Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melalui melalui The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030: Zero Dengue Death by 2030. “Dengan telah ditentukannya target ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, Indonesia telah Menyusun enam strategi nasional dalam penanggulangan dengue yaitu: (1) Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan; (2) Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue; (3) Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif; (4) Peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan; (5) Penguatan komitmen pemerintah, kebijakan manajemen program, dan kemitraan; dan yang tidak kalah penting (6) Pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.”

dr. Ina menambahkan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, “Beberapa di antaranya adalah Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi dengue. Yang kedua, saat ini terdapat 2 vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia. Saat ini sedang dilakukan kajian dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat digunakan pada program pengendalian dengue secara luas berskala nasional. Yang terakhir, pemafaatan inovasi vektor berupa teknologi nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia yang dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lainlain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan dengue. Saat ini sedang dilakukan pilot implementasi Wolbachia di lima kota, sebelum diperluas dalam skala nasional, yaitu di Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Tangerang, Kota Bontang, dan Kota Kupang. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan menginisiasi kerjasama secara terpadu seluruh pemangku kebijakan, para akademisi, organisasi profesi, mitra pembangunan dan masyarakat, untuk bekerjasama menanggulangi dengue di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mengucapkan terima kasih kepada PT Takeda Innovative Medicines yang telah menyelenggarakan kegiatan Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue dalam rangka meningkatkan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dengue di Indonesia,” tutup dr. Ina.

Bapak Darmawansyah, ST. MSI, yang mewakili sambutan kunci Prof. Ir. Yassierli, ST., MT., Ph.D., Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), menyampaikan, “Kesejahteraan dan kesehatan pekerja adalah aspek penting yang harus menjadi perhatian bersama. Kami di Kementerian Ketenagakerjaan mendukung penuh inisiatif seperti SIAP Lawan Dengue yang menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat memberikan dampak positif bagi para pekerja di Indonesia. Program ini tidak hanya melindungi karyawan dari risiko dengue, tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kami berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak perusahaan untuk menerapkan langkah-langkah serupa dalam mendukung kesejahteraan karyawan mereka. Bersama, kita dapat memastikan bahwa seluruh pekerja di Indonesia terlindungi dari infeksi dengue, sehingga mereka dapat terus bekerja dan berkarya dengan kondisi yang sehat dan optimal. Dengan langkah nyata seperti ini, kita tidak hanya menjaga kesehatan individu, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh bangsa.”

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kepemimpinan Indonesia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan DBD. “Indonesia telah menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue, dan kami di Takeda sangat menghargai upaya serta kepemimpinan Indonesia dalam mencapai kemajuan ini. Sebagai perusahaan yang berdedikasi pada pencegahan dengue, kami berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kesehatan masyarakat di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami, maupun kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan. Komitmen tersebut kami tunjukkan melalui kemitraan publik-swasta yang erat, termasuk keterlibatan Takeda sebagai salah satu pendiri Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, serta partisipasi dalam kampanye masyarakat seperti #Ayo3MplusVaksinDBD. Kami percaya bahwa sinergi antara pemerintah, sektor medis, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk menghadapi ancaman dengue secara efektif. Dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat.”

Mendukung pernyataan dari Andreas, dr. Michael Rampangilei, Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular, menyatakan, “Kesehatan karyawan adalah salah satu aset utama bagi perusahaan, dan kesejahteraan mereka adalah hak yang harus dipenuhi. Pencegahan penyakit seperti dengue tidak hanya menjaga kesejahteraan individu, tetapi juga mendukung lingkungan kerja yang produktif dan efisien. Untuk itu, KADIN berkomitmen untuk memastikan bahwa pencegahan penyakit seperti dengue menjadi prioritas di tempat kerja. Melalui gerakan SIAP Lawan Dengue, kami bersama-sama dengan pemerintah, Takeda, dan mitra lainnya mendorong perusahaan untuk menerapkan langkah pencegahan dengue yang menyeluruh. Karena ketika karyawan merasa aman dan terlindungi dari risiko penyakit, mereka dapat berkontribusi secara optimal. Langkah ini tidak hanya mendukung kesehatan para pekerja, tetapi juga menciptakan tempat kerja yang lebih sehat, dan memungkinkan seluruh perusahaan di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.”

Sementara itu, Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Ketua Umum PERDOKI, menggarisbawahi semua orang berisiko terjangkit virus dengue, terlepas dari usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal. “Dengue ini bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara. Kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun—mayoritas kelompok yang tidak hanya tengah aktif bekerja tetapi juga menjadi pilar bagi keluarga dan komunitas mereka. Bagi mereka yang terinfeksi, dengue sering kali membawa beban fisik dan emosional, berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarga yang mendampingi. Apalagi, seseorang dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali. Jadi kalau ada yang bilang, sudah pernah terkena dengue dan menjadi kebal, tidak bisa terkena lagi, itu tidak benar. Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah.”

Menurut dr. Astrid, perlindungan kesehatan yang menyeluruh adalah hak setiap individu, termasuk para pekerja yang berada di lingkungan berisiko tinggi. “Banyak pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dengue. Oleh karena itu, perlindungan yang menyeluruh melalui pencegahan yang komprehensif memegang peran yang krusial, salah satunya melalui vaksinasi dengue yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, seperti PERDOKI untuk para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik, pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan pekerja di lokasi konstruksi. Selain itu Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan penggunaannya untuk dewasa usia 19-45 tahun, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak-anak usia 6-18 tahun. Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi perlu diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan. Dengan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap individu di usia produktif dapat menjalani hidup yang lebih sehat, dan terlindungi dari ancaman keparahan yang dapat dicegah. Kesehatan pekerja tidak hanya penting bagi produktivitas, tetapi juga bagi keberlangsungan kehidupan mereka yang berharga bagi keluarga dan masyarakat.”

Pada kesempatan yang sama, turut hadir Adrian Maulana, Profesional Keuangan serta Praktisi Investasi dan Gaya Hidup Sehat, yang membagikan pandangannya seputar kesehatan sebagai investasi. “Kesehatan adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun pekerjaan kita. Karena pada saat kita sehat, banyak hal yang dapat kita lakukan dan banyak kontribusi yang dapat kita berikan. Penyakit seperti dengue bisa menimbulkan dampak yang luas. Ketika kita sakit, kita tidak dapat bekerja secara optimal, yang dapat mengganggu pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi dapat membebani keuangan, apalagi kalau kita tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai.”

SIAP (Sinergi Aksi Perusahaan) Lawan Dengue adalah gerakan kolaboratif yang didedikasikan untuk melindungi para pekerja Indonesia dari ancaman dengue, menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif. Dengan menggabungkan kekuatan perusahaan, pemerintah, dan komunitas medis, gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan pencegahan komprehensif seperti vaksinasi di tempat kerja. Gerakan ini mengajak perusahaan untuk bersamasama memerangi dengue di Indonesia, mencegah penyebaran virusnya, serta memastikan produktivitas –baik bagi individu maupun perusahaan— tetap terjaga. Gerakan ini juga mengajak perusahaan untuk menjadikan kesehatan karyawan sebagai prioritas, dan bersama menciptakan masa depan yang lebih kuat dan sehat bagi seluruh pekerja dan keluarga di Indonesia.

Pada kesempatan ini, diberikan juga penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang telah menerapkan pencegahan dengue secara komprehensif, di antaranya adalah PT Danone Indonesia, PT Merdeka Copper Gold Tbk., GlaxoSmithKline Indonesia (GSK), PT Intects Teknitama Industri, PT Pertamina (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Perum Perhutani, serta masih banyak perusahaan lainnya, baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Komitmen Takeda terhadap Vaksin

Vaksin mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun dan telah mengubah kesehatan masyarakat global. Selama lebih dari 70 tahun, Takeda telah memasok vaksin untuk melindungi kesehatan orang-orang di Jepang. Saat ini, fokus unit vaksin global Takeda menerapkan inovasi untuk mengatasi beberapa penyakit menular paling menantang di dunia, seperti dengue, COVID-19, flu pandemi, dan Zika. Tim Takeda membawa rekam jejak yang luar biasa dan pengetahuan yang kaya dalam pengembangan dan pembuatan vaksin untuk memajukan jalur pipeline vaksin guna memenuhi beberapa kebutuhan kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com/science/areas-of-focus/vaccines/.

Tentang Takeda

Takeda berfokus untuk menciptakan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat dan masa depan yang lebih cerah bagi dunia. Kami memiliki tujuan untuk menemukan dan menyediakan pengobatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dalam bidang terapetik dan bisnis yang menjadi keahlian kami, termasuk gastrointestinal dan inflamasi, penyakit langka, terapi yang berasal dari plasma, onkologi, neuroscience, dan vaksin. Bersama dengan para mitra, kami berupaya untuk meningkatkan pengalaman pasien dan memajukan standar pilihan pengobatan melalui lini produk (pipelines) kami yang dinamis dan beragam. Sebagai perusahaan biofarmasi terkemuka berbasis-nilai, penelitian dan pengembangan (R&D), dari Jepang, kami berpedoman pada komitmen kami kepada para pasien (Patients), karyawan kami (People), serta bumi (Planet) ini. Karyawan kami yang berada di sekitar 80 negara dan wilayah, digerakkan oleh tujuan yang sama dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang telah membentuk kami selama lebih dari dua abad. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.takeda.com.

Di Indonesia, Takeda telah berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan Indonesia selama lebih dari 50 tahun sejak 1971, dengan cakupan keahlian meliputi onkologi, gastroenterologi, penyakit langka, vaksin, dan perawatan kesehatan konsumen (CHC). Kami berkomitmen untuk memperluas akses terhadap produk dan perawatan inovatif kami kepada lebih banyak pasien di Indonesia, membina kemitraan yang berkelanjutan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendorong hasil yang lebih baik bagi pasien dan meningkatkan sistem kesehatan dalam jangka panjang. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi https://www.takeda.com/id-id/.

Kontak Media:

PT Takeda Innovative Medicines

Arinda Wahyuningtyas

[email protected]

Pemberitahuan Penting

Untuk tujuan pemberitahuan ini, “siaran pers” berarti dokumen ini, setiap presentasi lisan, setiap sesi tanya jawab, dan setiap materi tertulis atau lisan yang dibahas atau didistribusikan oleh Takeda Pharmaceutical Company Limited (“Takeda”) terkait rilis ini.

Siaran pers ini (termasuk setiap pengarahan lisan dan setiap pertanyaan-dan-jawaban sehubungan dengan itu) bukan merupakan promosi komersial atau kampanye untuk mempromosikan TAK-003 dan tidak dimaksudkan untuk, dan bukan merupakan, mewakili atau membentuk bagian dari setiap penawaran, undangan atau ajakan dari setiap penawaran untuk membeli, atau memperoleh, berlangganan, menukar, menjual atau dengan cara lain melepaskan, produk atau sekuritas apa pun atau permintaan suara atau persetujuan apa pun di yurisdiksi mana pun. Tidak ada saham atau sekuritas lain yang ditawarkan kepada publik melalui siaran pers ini. Penawaran sekuritas tidak boleh dilakukan di Amerika Serikat kecuali sesuai dengan pendaftaran berdasarkan Undang-Undang Sekuritas AS tahun 1933, sebagaimana diubah, atau pengecualian darinya. Siaran pers ini diberikan (bersama-sama dengan informasi lebih lanjut yang dapat diberikan kepada penerima) dengan syarat bahwa itu hanya digunakan oleh penerima untuk tujuan informasi (dan bukan untuk evaluasi investasi, akuisisi, pelepasan atau transaksi lainnya). Kegagalan untuk mematuhi pembatasan ini dapat merupakan pelanggaran terhadap undang-undang sekuritas yang berlaku.

Perusahaan di mana Takeda secara langsung dan tidak langsung memiliki investasi adalah entitas yang terpisah. Dalam siaran pers ini, "Takeda" kadang-kadang digunakan untuk kenyamanan di mana referensi dibuat untuk Takeda dan anak perusahaannya secara umum. Demikian juga, kata “kami”, “kami” dan “milik kami” juga digunakan untuk merujuk pada anak perusahaan secara umum atau mereka yang bekerja untuk mereka. Ungkapan-ungkapan ini juga digunakan di mana tidak ada tujuan yang berguna dengan mengidentifikasi perusahaan atau perusahaan tertentu.

Forward-Looking Statements

Siaran pers ini dan materi apa pun yang didistribusikan sehubungan dengan siaran pers ini dapat berisi pernyataan, keyakinan, atau opini mengenai bisnis Takeda di masa depan, posisi Takeda di masa depan, dan hasil operasi bisnis, termasuk perkiraan, prakiraan, target, dan rencana Takeda. Tanpa batasan, pernyataan berorientasi ke depan sering kali menyertakan kata-kata seperti “target”, “rencana”, “percaya”, “berharap”, “berlanjut”, “mengharapkan”, “bertujuan”, “berniat”, “memastikan”, “akan”, “mungkin”, “seharusnya”, “bisa” “mengantisipasi”, “memperkirakan”, “memproyeksikan” atau ekspresi serupa ataupun bentuk negatifnya. Pernyataan berorientasi ke depan ini didasarkan pada asumsi tentang banyak faktor penting, termasuk berikut ini, yang dapat menyebabkan hasil aktual berbeda secara material dari yang diungkapkan atau tersirat oleh pernyataan berwawasan ke depan: keadaan ekonomi seputar bisnis global Takeda, termasuk kondisi ekonomi umum di Jepang dan Amerika Serikat; tekanan dan perkembangan persaingan; perubahan hukum dan peraturan yang berlaku, termasuk reformasi perawatan kesehatan global; tantangan yang melekat dalam pengembangan produk baru, termasuk ketidakpastian keberhasilan klinis dan keputusan otoritas pengatur dan waktunya; ketidakpastian keberhasilan komersial untuk produk baru dan yang sudah ada; kesulitan atau penundaan manufaktur; fluktuasi suku bunga dan nilai tukar mata uang; klaim atau kekhawatiran mengenai keamanan atau kemanjuran produk yang dipasarkan atau calon produk; dampak krisis kesehatan, seperti pandemi virus corona baru, pada Takeda dan pelanggan serta pemasoknya, termasuk pemerintah asing di negara tempat Takeda beroperasi, atau pada aspek lain dari bisnisnya; waktu dan dampak dari upaya integrasi pasca-merger dengan perusahaan yang diakuisisi; kemampuan untuk mendivestasikan aset yang bukan merupakan inti dari operasi Takeda dan waktu divestasi tersebut; dan faktor lain yang diidentifikasi dalam Laporan Tahunan terbaru Takeda pada Formulir 20-F dan laporan Takeda lainnya yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tersedia di situs web Takeda di: https://www.takeda.com/investors/sec-filings/ atau di www.sec.govGo to https://www.sec.gov/. Takeda tidak berkewajiban untuk memperbarui pernyataan berorientasi ke depan yang terkandung dalam siaran pers ini atau pernyataan berorientasi ke depan lainnya yang mungkin dibuat, kecuali sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang atau peraturan bursa. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator hasil di masa mendatang dan hasil atau pernyataan Takeda dalam siaran pers ini mungkin bukan indikasi, dan bukan merupakan perkiraan, prakiraan, jaminan, atau proyeksi hasil Takeda di masa mendatang.

Informasi Medis

Siaran pers ini berisi informasi tentang produk yang mungkin tidak tersedia di semua negara, atau mungkin tersedia di bawah merek dagang yang berbeda, untuk indikasi yang berbeda, dalam dosis yang berbeda, atau dalam kekuatan yang berbeda. Tidak ada yang terkandung di sini yang dapat dianggap sebagai ajakan, promosi, atau iklan untuk obat resep apa pun termasuk yang sedang dikembangkan.

  1. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengueGo to https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue diakses pada 14 November 2024. 2.https://kemkes.go.id/app_asset/file_content_download/17169572496656b041cb8755.43910670.pdfGo to https://kemkes.go.id/app_asset/file_content_download/17169572496656b041cb8755.43910670.pdf diakses pada 14 November 2024.

C-ANPROM/ID/QDE/0697 | November 2024